Serang, Mcbrnews.net – Pihak NNH melakukan klarifikasi terkait pemberitaan yang beredar atas insiden kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada Kamis, (13/4/2023) di depan Indomaret Tambak, Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang.

Saat kejadian NNH mengendarai mobil dan tidak sengaja menyenggol sepeda motor yang dikendarai A. Saefi (AS) dengan memboceng tiga orang yakni istri dan kedua orang anaknya.

Atas kecelakaan tersebut Pihak NNH telah membuktikan bahwa ia telah bertanggungjawab secara maksimal sesuai kemampuannya.

NNH menuturkan bahwa setelah kejadian tersebut ia langsung bergegas membawa mereka berobat ke Klinik Tambak Medika.

NNH pun membayar biaya berobat total Rp480 ribu (dapat dibuktikan dengan kwitansi) dengan rincian: AS Rp230 ribu, MP (Anak Laki-laki) Rp120 ribu dan AB (Anak perempuan) Rp130 ribu. Dari sini dokter tidak merujuk ke rumah sakit hanya meresepkan obat untuk pemulihan.

Setelah berobat pihak NNH ke kediaman AS untuk musyawarah/kekeluargaan. Disepakati bahwa kedua belah pihak menyadari bahwa kejadian tersebut adalah merupakan takdir dari Allah SWT. Kemudian NNH akan membantu biaya pengobatan sesuai kemampuannya.

“Setelah itu 14 April, AS minta pengobatan diurut, maka saya panggil tukang urut profesional dan patah tulang, Biaya Rp400 ribu,” ujarnya kepada awak media (20/4/2023).

Kemudian, AS kembali menghubungi NNH untuk pengobatan yang lebih intensif bagi anaknya AB dengan meminta berobat ke Rumah Sakit Hermina.

“Saya juga mengikuti keinginannya dengan mempersiapkan untuk daftar online di RS Hermina,” sambungnya.

Namun pada hari pengobatan di RS Hermina Sabtu, 15 April 2023 pihak AS tidak datang dengan alasan AS minta pindah jangan di Hermina, tapi ke RS Sari Asih Atau RS Budi Asih.

“Saya pun mengikuti tanpa membantah atau pun menolak permintaan AS,” terangnya.

Setelah itu, Dipilihlah ke Budi Asih. Sampai ke Budi Asih, AS yang rencananya hanya ingin rontgen anaknya, berubah lagi yaitu ingin di CT Scan. Namun di Budi Asih tidak ada alat tersebut.

Lalu AS menyampaikan bahwa alat CT Scan adanya di RS Sari Asih dan RS Drajat Prawiranegara.

“Saya pun mengikuti keinginannya tanpa menolak,” jelas NNH.

Akhirnya, RS Drajat Prawiranegara dipilih, dan setelah tiba di sana, langsung pergi ke Unit Gawat Darurat (UGD) dan ditanya oleh dokter jaga. AS meminta untuk dilakukan CT Scan pada kedua anaknya

“Saya terdiam. Setelah saya menanyakan biaya CT Scan untuk satu orang sebesar 1,5 juta rupiah, saya merasa keberatan jika harus melakukan CT Scan pada kedua anak tersebut. Ketika saya melihat kondisi mereka dari sekilas, kedua anak tersebut terlihat sehat dan aktif dengan bermain HP GADGET seperti bermain game dan menonton YouTube. Karena itu, saya meminta agar hanya dilakukan CT Scan pada satu anak dengan keluhan yang paling mendesak,” jelasnya.

Dokter akhirnya memutuskan memberikan obat kepada anak perempuan agar pulih NNH pun membayar obat tersebut sebesar Rp517 ribu. Selanjutnya, giliran anak laki-laki yang harus menjalani CT scan dengan biaya termasuk pengobatan sebesar Rp1.526.000.

Hasil CT scan menunjukkan bahwa tidak ada masalah pada anak laki-laki yang mengalami muntah dan pusing kepala. Oleh karena itu, dokter spesialis radiologi menyatakan bahwa ia dalam kondisi sehat.

“Setelah berobat selesai, kami saling berjabat tangan dan berpisah. Saya mengucapkan kalimat ‘Semoga lukanya lekas sembuh dan kering’ kepada Bapak Saefi, dan beliau membalas dengan kalimat ‘itu yang diharapkan,” tandasnya.

Dari kronologi diatas pengobatan dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu: Pertama, segera setelah kecelakaan terjadi. Kedua, pijatan oleh seorang ahli. Ketiga, Pengobatan di dua rumah sakit, yaitu RS Budi Asih dan RS Drajat Prawiranegara di Kota Serang.

“Semua pengobatan tersebut dilakukan tanpa adanya penolakan dari saya dan sesuai permintaan dari Bapak Saefi,” sambungnya.

Namun pada tanggal 20 April terbit artikel di media online dengan judul “Oknum PNS Diminta Tanggungjawab Penuh pada Keluarga A, Saefi Korban Lakalantas di Kibin”

Dari narasi pemberitaan NNH menduga ada indikasi berita tersebut sengaja dibuat untuk mengintimidasi serta merusak nama baik dan reputasinya.

“Saya menolak anggapan bahwa lari dari tanggung jawab. Saya sudah bertanggungjawab maksimal sesuai dengan kemampuan,” tegasnya.

NNH mengingatkan kepada semua pihak untuk tidak memanfaatkan media menjadi alat untuk mengintimidasi dan memberikan signal ancaman dengan maksud tertentu.

Terkait AS disebut dalam pemberitaan mengalami luka-luka lecet dan tidak dapat bekerja NNH menjawab “bukankah perusaan tempat ia bekerja sudah cuti bersama?,” tutupnya.

 

By admin

Tinggalkan Balasan