Bogor Kab – mcbrnews, Rabu (29/5) Aliansi Insan Pers Bogor Raya (AIPBR) mengadakan audiensi dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Bogor. Pertemuan ini dilatarbelakangi oleh sering terputusnya komunikasi antara AIPBR dan pimpinan BAZNAS, yang meliputi pesan WhatsApp,dan telepon yang sering kali tidak direspon.
Ketua AIPBR, Aliv Simanjuntak, mengungkapkan bahwa dasar diadakannya audiensi ini adalah untuk memperbaiki jalur komunikasi yang kurang lancar dengan pimpinan BAZNAS. “Komunikasi yang baik adalah kunci dalam menjalankan organisasi yang transparan dan akuntabel, terutama dalam pengelolaan dana zakat, infak, dan sedekah,” ujar Aliv dalam kesempatan nya,
Dalam audiensi tersebut, BAZNAS Kabupaten Bogor diwakili oleh sejumlah komisioner, di antaranya Drs. H. Ubaidillah MZ. (Wakil Ketua I Bidang Pengumpulan), H. Irfan Maulana Haqiqi, S.Th.I., M.Pd. (Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan), Drs. H. Abdurahman Munir, MM. (Wakil Ketua III Bidang Perencanaan Keuangan dan Pelaporan), dan Drs. H. Asep Saepudin, MM. (Wakil Ketua IV Bidang SDM, Administrasi, dan Umum). Sayangnya, Ketua BAZNAS, Drs. KH. Lesmana, M.Pd., kembali tidak hadir dalam acara audiensi ini.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat tersebut, AIPBR menyampaikan sejumlah pertanyaan yang mendesak mengenai transparansi dan akuntabilitas BAZNAS Kabupaten Bogor. “Kami ingin memastikan transparansi dalam laporan keuangan setidaknya dua tahun terakhir, termasuk bagaimana prosedur audit internal dan eksternal dilakukan,” tegas Aliv.
Aliv juga menekankan pentingnya mekanisme verifikasi penyaluran dana zakat, infak, dan sedekah untuk memastikan bahwa penerima manfaat benar-benar memenuhi kriteria mustahik. “Kami juga ingin mengetahui apakah ada kesalahan atau kelalaian yang tercatat dalam penyaluran dana selama dua tahun terakhir dan bagaimana kesalahan tersebut ditangani,” tambahnya.
Selain itu, AIPBR mengajukan pertanyaan mengenai standar operasional prosedur (SOP) dalam pengelolaan zakat dan bagaimana BAZNAS Kabupaten Bogor mengukur kepuasan penerima manfaat (mustahik). “Kami ingin tahu apakah ada survei atau mekanisme umpan balik yang digunakan, serta bagaimana penanganan keluhan dari mustahik yang merasa tidak puas dengan pelayanan atau bantuan yang diberikan,” jelas Aliv.
Aliv juga menyoroti pentingnya pengawasan dan pembinaan. “Siapa yang bertanggung jawab untuk mengawasi operasional BAZNAS di tingkat Kabupaten Bogor? Apakah ada dewan pengawas independen yang memonitor kegiatan dan kinerja BAZNAS? Jika ada, bagaimana hasil pengawasannya?” tanya Aliv.
Di bidang program kerja dan efektivitas, AIPBR mempertanyakan indikator keberhasilan program-program yang dijalankan oleh BAZNAS dan bagaimana dampak dari program tersebut diukur. “Kami juga ingin mengetahui apakah ada inovasi atau pengembangan baru yang diterapkan oleh BAZNAS Kabupaten Bogor untuk meningkatkan pengelolaan zakat,” kata Aliv.
Menanggapi pertanyaan-pertanyaan ini, komisioner BAZNAS memberikan jawaban dan penjelasan yang cukup memadai, meskipun ketidakhadiran Ketua BAZNAS masih disayangkan. “Pertemuan ini berjalan dengan baik dan hangat, meskipun Ketua BAZNAS kembali tidak hadir. Kami berharap kritik dan saran ini dapat diterima dengan baik dan menjadi bahan perbaikan demi kemajuan bersama,” ujar Aliv.
Audiensi ini diharapkan dapat mendorong BAZNAS Kabupaten Bogor untuk lebih terbuka dan responsif terhadap masyarakat, sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan lebih efektif dan memperoleh kepercayaan yang lebih tinggi dari masyarakat.
Drs. H. Ubaidillah MZ., Wakil Ketua I Bidang Pengumpulan BAZNAS Kabupaten Bogor, yang hadir dalam audiensi tersebut, menyatakan bahwa kritik dari AIPBR menjadi masukan yang sangat berharga. Ia mengakui bahwa komunikasi yang tidak efektif antara pimpinan BAZNAS dan masyarakat memang perlu diperbaiki. “Kami berterima kasih atas kritik dan masukan yang konstruktif ini. Semoga ke depannya BAZNAS Kabupaten Bogor dapat lebih baik lagi dalam menjalankan tugasnya,” ujarnya.
Namun, ketidakhadiran Ketua BAZNAS, Drs. KH. Lesmana, M.Pd., tetap menjadi sorotan. Aliv menyayangkan hal ini karena menurutnya, pimpinan tertinggi BAZNAS seharusnya hadir untuk menyikapi kritik dan masukan secara langsung. “Ketua BAZNAS seharusnya tampil dan menyikapi pemberitaan yang viral sebelumnya. Kami berharap ke depan, komunikasi dapat terjalin lebih baik, saling mengisi, dan saling menghargai,” tutup Aliv.
(Ruli)